Social Icons

Kamis, 01 Januari 2015

PENGALAMAN IPTEK DAN KEMISKINAN

IPTEK DAN KEMISKINAN

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.
Berikut adalah pengalaman pribadi yang pernah saya alami disaat saya masih bersekolah tepatnya duduk dibangku kelas 10. Pengalaman saya ni sederhana tapi bagi saya ini adalah pertemuan dan kisah yang sangat berharga dan istimewa, yaitu tentang pertemuan saya dengan orang-orang yang benar-benar tidak mampu. Dan pertemuan ini menjadikan pelajaran bat saya yaitu pertama, tentang sesuatu yang sesungguhnya amat kecil dan sederhana tetapi ternyata bernilai tinggi. Kedua, usaha yang gigih, sabar, dan pantang menyerah ternyata membawa keberhasilan.
Peristiwa itu sudah berlalu empat tahun yang lalu. Waktu itu saya salah satu anggota osis dan diposisis itu saya memeang jabatan menjadi wakil ketua osis. Setiap hari rabu dan sabtu selalu menjadi kebiasaan saya pulang sore, karena untuk mengumpul untuk rapat osis. Dan waktu itu saya dan anggota osis sedang melaksanakan rapat, kita sedang membicarakan untuk membantu memberikan bantuan untuk orang yang kurang dan bahkan tidak mampu. Dan setelah itu saya dan anggota yang lainnya menyetujui rapat itu. Dan esoknya saya beserta anggota meminta dana setiap pekelas. Setelah dana terkumpul, saya beserta anggota osis yang lainnya berkumpul dan merapatkan kembali untuk masalah apa saja yan ingin kita berikan dalam bakti sosial ini. Dan pada akhirnya kami semua bertujuan untuk membelikan sembako dari dana tersebut untuk orang-orang yang benar-benar kurang mampu dan tidak mampu. Sepulang sekolah kami berkumpul lagi, untuk mensurvey tempat mana sajaka yang perlu kita berikan bantuan, beberapa jam kami sudah mendapatkan tempat mana sajakah yang perlu mendapat bantuan. Esok hari kami bekumpul lagi dan ketua osis dan saya sebagai wakil ketua osis langsung memberikan tugas kepada masing-masing anggota untuk membelikan sembako, yang isi sembako tersebut ada gula, teh, mie instan, beras, kecap, minyak goreng dan roti. Setelah semuanya sudah terkumpul, kami langsung mengadakan rapat untuk masalah kapan sembako ini akan dibagikan. Kami berbincang-bincang dan saling memberikan solusi untuk memilih waktu yang tepat. Dan akhirnya kami sudah menemukan waktu yang tepat, yaitu hari kamis disaat tanggal merah. Dihari itu kami semua berkumpul disekolah dan setiap dua orang diberikan tugas untuk memberikan sembako diberbagai tempat yang sudah kita survey sebelumnya. Kamipun langsung bergerak cepat untuk memberikan bantuan tersebut. Sesampainya ditempat yang telah kita survey, saya tidak tega melihat orang-orang yang berada ditempat itu, rumah gubuk yang sudah pada rusak, serta dialaskan hanya memakai kerdus-kerdus bekas. Disaat saya memberikan sembako kepada salah seorang nenek ia langsung mengucapkan terimakasih kepada saya dan saya mendengarkan cerita dan keluh kesah nenek tersebut yang tinggal dirumah gubuk itu, saya terharu dan tidak kuat untuk menahan tangis.

Didalam pengalaman saya ini, ternyata saya masih beruntung diberi kehidupan yang serba cukup bahkan lebih, setiap hari masih diberi mkan, minum, dan uang dari kedua orangtua saya. Dan dari pengalaman inipula saya tahu menolong orang tidak harus menunggu dalam jumlah banyak. Memulai dari yang kecil dan sederhana, kiranya segera bermanfaat. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

playlist