IPTEK
DAN KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah
garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.
Berikut adalah
pengalaman pribadi yang pernah saya alami disaat saya masih bersekolah tepatnya
duduk dibangku kelas 10. Pengalaman saya ni sederhana tapi bagi saya ini adalah
pertemuan dan kisah yang sangat berharga dan istimewa, yaitu tentang pertemuan
saya dengan orang-orang yang benar-benar tidak mampu. Dan pertemuan ini
menjadikan pelajaran bat saya yaitu pertama, tentang sesuatu yang sesungguhnya
amat kecil dan sederhana tetapi ternyata bernilai tinggi. Kedua, usaha yang
gigih, sabar, dan pantang menyerah ternyata membawa keberhasilan.
Peristiwa itu
sudah berlalu empat tahun yang lalu. Waktu itu saya salah satu anggota osis dan
diposisis itu saya memeang jabatan menjadi wakil ketua osis. Setiap hari rabu
dan sabtu selalu menjadi kebiasaan saya pulang sore, karena untuk mengumpul
untuk rapat osis. Dan waktu itu saya dan anggota osis sedang melaksanakan
rapat, kita sedang membicarakan untuk membantu memberikan bantuan untuk orang
yang kurang dan bahkan tidak mampu. Dan setelah itu saya dan anggota yang
lainnya menyetujui rapat itu. Dan esoknya saya beserta anggota meminta dana
setiap pekelas. Setelah dana terkumpul, saya beserta anggota osis yang lainnya
berkumpul dan merapatkan kembali untuk masalah apa saja yan ingin kita berikan
dalam bakti sosial ini. Dan pada akhirnya kami semua bertujuan untuk membelikan
sembako dari dana tersebut untuk orang-orang yang benar-benar kurang mampu dan
tidak mampu. Sepulang sekolah kami berkumpul lagi, untuk mensurvey tempat mana
sajaka yang perlu kita berikan bantuan, beberapa jam kami sudah mendapatkan
tempat mana sajakah yang perlu mendapat bantuan. Esok hari kami bekumpul lagi dan
ketua osis dan saya sebagai wakil ketua osis langsung memberikan tugas kepada
masing-masing anggota untuk membelikan sembako, yang isi sembako tersebut ada
gula, teh, mie instan, beras, kecap, minyak goreng dan roti. Setelah semuanya
sudah terkumpul, kami langsung mengadakan rapat untuk masalah kapan sembako ini
akan dibagikan. Kami berbincang-bincang dan saling memberikan solusi untuk
memilih waktu yang tepat. Dan akhirnya kami sudah menemukan waktu yang tepat,
yaitu hari kamis disaat tanggal merah. Dihari itu kami semua berkumpul disekolah
dan setiap dua orang diberikan tugas untuk memberikan sembako diberbagai tempat
yang sudah kita survey sebelumnya. Kamipun langsung bergerak cepat untuk
memberikan bantuan tersebut. Sesampainya ditempat yang telah kita survey, saya
tidak tega melihat orang-orang yang berada ditempat itu, rumah gubuk yang sudah
pada rusak, serta dialaskan hanya memakai kerdus-kerdus bekas. Disaat saya
memberikan sembako kepada salah seorang nenek ia langsung mengucapkan
terimakasih kepada saya dan saya mendengarkan cerita dan keluh kesah nenek
tersebut yang tinggal dirumah gubuk itu, saya terharu dan tidak kuat untuk
menahan tangis.
Didalam
pengalaman saya ini, ternyata saya masih beruntung diberi kehidupan yang serba
cukup bahkan lebih, setiap hari masih diberi mkan, minum, dan uang dari kedua
orangtua saya. Dan dari pengalaman inipula saya tahu menolong orang tidak harus
menunggu dalam jumlah banyak. Memulai dari yang kecil dan sederhana, kiranya
segera bermanfaat. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar